Jerawat dapat diakibatkan oleh banyak aspek, semacam kenaikan penciptaan hormon di masa pubertas, kurang tidur, faktor genetik, konsumsi kosmetika yang tidak pas, tekanan pikiran dan pola makan tidak sehat.
Tidak hanya itu nyatanya jerawat dapat pula diakibatkan oleh aspek genetik. Suatu riset menciptakan, kecenderungan berjerawat, dimensi pori- pori, kegiatan kelenjar minyak( sebasea) dan kecenderungan infeksi kulit bisa diwariskan oleh orang tua.
Jadi, coba deh perhatikan keluhan kulit mama ataupun papa kalian. Apakah kulit mereka cenderung berjerawat? Bila iya, terdapat mungkin pemicu jerawat di kulit kalian bertabiat genetik. Bila orang tua berjerawat, anak juga berisiko berjerawat sampai 50%.
Namun kalian enggak butuh minder. Walaupun jerawat dapat bertabiat genetik, aspek area pula berikan pengaruh. Misalnya, metode mensterilkan wajah, pemilihan kosmetik, style hidup sehat, serta sebagainya.
Jerawat Dan Genetik Berhubungan?
Jerawat ataupun dalam bahasa kedokteran diucap pula selaku acne vulgaris merupakan kelainan kulit yang terjalin akibat terdapatnya inflamasi kronis pada kelenjar sebasea, folikel serta batang rambut( hair shaft). Sebanyak 85% anak muda berumur 12- 25 tahun hadapi kelainan ini dengan prevalensi puncak pada umur 15 tahun.[1- 3] Jerawat bertabiat multifaktorial, maksudnya pembentukannya dipengaruhi oleh bermacam aspek. Tidak hanya 4 aspek utama; penciptaan minyak kulit( sebum), kolonisasi kuman P. acnes, penebalan folikel, serta proses inflamasi, jerawat pula dipengaruhi oleh aspek genetik.[3, 4]
Peranan genetik dalam ekspedisi penyakit kulit ini mulai diidentifikasi pada tahun 1990an lewat riset yang menampilkan terdapatnya bermacam ekspresi serta mutasi gen terpaut dengan jerawat. Sebagian gen, semacam sitokrom P450, human leukocyte antigen( HLA), serta sebagian glikoprotein lain teruji berfungsi selaku aspek predisposisi kelainan kulit ini. Pergantian serta polimorfisme dari gen terebut menimbulkan terganggunya sistem kaskade inflamasi serta tingkatkan hormon androgen. Pergantian tersebut berakibat pada maturasi unit pilosebasea( kelenjar minyak), penciptaan minyak berlebih di kulit serta mengakibatkan inflamasi yang berfungsi dalam mekanisme terjadinya jerawat.[1- 3, 5]
Peranan genetik serta generasi terhadap pembuatan jerawat pula ditunjang dengan sebagian riset lain. Riset menampilkan kalau anak dengan orang tua yang mengidap jerawat pada kulit kala umur muda mempunyai mungkin sebesar 80% buat hadapi perihal seragam. Kenyataan ini pula ditunjang oleh riset lain yang menampilkan kesempatan terbentuknya jerawat lebih besar pada kembar identik( monozigot) dibanding dengan kembar non- identik( dizigot). Perihal ini terpaut dengan ekskresi serta komposisi sebum dengan isi asam lemak bercabang yang lebih besar pada kembar identik.[3, 5]
Tidak hanya berhubungan dengan efek terbentuknya penyakit, riwayat keluarga mempunyai peranan berarti dalam prognosis serta tingkatan keparahan jerawat. Terdapatnya riwayat keluarga dengan jerawat berpotensi membuat onset penyakit mencuat lebih dini serta jumlah lesi yang lebih banyak. Perihal ini berimplikasi pada lebih sulitnya tatalaksana sebab mungkin relaps, paling utama paska pemberian pengobatan, jadi lebih besar pada pengidap yang mempunyai riwayat keluarga dengan jerawat.[3]
Keadaan jerawat pada kulit tidak bisa dilepaskan dari aspek genetik. Terdapatnya mutasi serta polimorfisme pada gen mengusik proses fisiologis yang menimbulkan terjadinya jerawat. Tidak hanya itu, genetik pula bisa digunakan selaku prediktor efek, dan prognosis kelainan kulit ini. Uraian terhadap mekanisme terjadinya jerawat, tercantum aspek genetik yang mempengaruhinya, menimbulkan harapan terhadap temuan tatalaksana yang lebih khusus lewat riset lebih lanjut di masa mendatang.